Meskipun bahasa JavaScript sudah menjadi bahasa standar yang digunakan untuk mengkodekan scripting didalam halaman web, ternyata tidak semua browser dapat mendukung JavaScript, atau tidak semua browser diaktifkan fitur pembacaan kode JavaScript-nya. Artinya, kode JavaScript yang Anda bangun menjadi tidak berguna, manakala pengunjung menggunakan browser yang tidak mendukung JavaScript atau fitur JavaScript pada browser di-non aktifkan, baik secara sengaja dilakukan oleh pengunjung (mungkin pengunjung tidak menyukai adanya kode scripting dijalankan di browser mereka) maupun tidak sengaja. Efek interkativitas yang Anda ininkan malah tidak muncul !! .
Seperti yang telah disinggung pada penjelasan diatas, borwser yang mendukung JavaScript pun dapat berubah menjadi browser yang tidak mendukung JavaScript, manakala Anda memilih menon-aktifkan fasilitas JavaScript. Pada umumnya, browser jenis ini memang menyediakan pilihan pengaturan bagi Anda, apakah Anda mengizinkan proses pembacaan kode scripting atau tidak. Hal ini karena untuk memenuhi keinginan pengguna, yang kadang-kadang tidak menginginkan kode scripting diproses terkadang karena alasan keamanan.
Disisi lain, kita tidak bisa meminta seluruh pengunjung untuk menggunakan browser yang mendukung JavaScript, karena bisa jadi pengunjung tidak faham apakah browser yang digunakannya mendukung JavaScript atau tidak (ingat, tidak semua pengguna internet faham dengan pengetahuan teknis semacam ini !!). Oleh karena itu, sang programer web lah yang harus membuat toleransi untuk kondisi-kondisi semacam ini. Jadi, pemogram web harus membuat penanganan khusus untuk browser-browser yang tidak mendukung JavaScript. Masalahnya, bagaimana cara membedakan, bagian mana yang khusus untuk browser yang mendukung JavaScript dan yang tidak ?
Untuk bagian yang dapat dibaca oleh browser yang mendukung JavaScript, pembedanya jelas, yaitu dengan adanya tag <script type="text/javascript"> ... </script>. Namun, bagaimana dengan bagian yang khusus untuk browser yang tidak mendukung JavaScript ? Untuk memenuhi kebutuhan ini, HTML kemudian menyediakan tag <NOSCRIPT> ..... </NOSCRIPT>. Isi yang terkandung dalam tag ini hanya akan dibaca, manakala halaman web menjumpai dirinya akan ditampilkan pada browser yang tidak mendukung JavaScript, atau pada browser yang fasilitas pembacaan kode JavaScript-nya dinon aktifkan.
Kode berikut memberikan gambaran penggunaan tag <NOSCRIPT> ... </NOSCRIPT> pada halaman web. Terdapat dua buah kalimat, kalimat pertama berasal dari eksekusi perintah scripting document.write(...), sedangkan kalimat kedua hanya akan ditampilkan jika halaman web menjumpai browser yang tidak mendukung JavaScript, atau fitur JavaScriptnya dinonaktifkan.
<html>
<head>
<title>Halaman web Dengan Fasilitas penanganan tanpa script</title>
<script type="text/javascript">
document.write("<h2>Contoh Latihan penanganan tanpa script</h2>");
document.write("<br>");
document.write("--------------------------------------------");
document.write("<br>");
document.write("Teks ini berasal dari JavaScript");
document.write("<br>");
document.write("--------------------------------------------");
</script>
<noscript>
Teks ini muncul jika <i>browser</i> tidak dapat menangani JavaScript
</noscript>
</head>
<body onLoad="TampilPesan();">
</body>
</html>
Jika browser terdapat fasilitas JavaScript yang aktif maka output kode diatas adalah seperti gambar dibawah ini
Namun jika browser tidak memiliki fasilitas JavaScript atau fasilitas JavaScript pada browser tersebut di non aktifkan maka tampilan-nya akan seperti dibawah ini